Keberhasilan
pelaksanaan pembelajaran di sekolah dipengaruhi beragam faktor. Salah satunya
adalah kecakapan guru yang terdiri atas kompetensi pedagogik, profesional,
sosial, dan kepribadian. Faktor berikutnya ialah potensi siswa berupa kemampuan
belajar dan berlatih untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai
bakat dan minatnya. Faktor penentu lainnya adalah kemampuan manajemen sekolah
dalam menyiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran dan ketercukupan
sarana prasarana pendukungnya untuk menciptakan iklim belajar yang baik.
Salah
satu unsur sarana yang harus disediakan oleh sekolah adalah peralatan
pendidikan. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007
tentang Standar Sarana Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum, peralatan
pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk pembelajaran.
Sarana tersebut dapat berupa alat pelajaran, alat peraga, dan alat praktikum. Berbeda
dengan definisi tersebut, Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak mencantumkan
tentang peralatan pendidikan. KBBI hanya menyatakan bahwa alat pelajaran adalah
segala sesuatu yang diperlukan untuk keperluan proses belajar-mengajar. Bagaimana
pun juga, tentulah beragam jenis sarana pendidikan sangat diperlukan dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Penggunaan
alat pelajaran sangat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru
terbantu dalam meminimalkan komunikasi verbal sehingga guru tidak harus selalu
menjelaskan materi secara detail. Guru dapat menampilkan fenomena maupun materi
ajar melalui alat peraga dan alat praktikum yang dipergunakan. Guru menyajikan
materi ajar dengan cara menyenangkan, melibatkan siswa secara aktif. Sementara
itu, siswa tidak menjadi bosan dengan aktivitas monoton seperti mendengar
penjelasan guru semata. Siswa dapat tertantang untuk belajar melalui aktivitasnya
sendiri, tentu saja di bawah pengawasan guru. Mereka dapat melakukan eksplorasi
pengetahuan dan mencoba keterampilan baru melalui alat pelajaran yang tersedia.
Mereka dapat belajar berdiskusi dan melakukan analisis serta presentasi tentang
pengetahuan, keterampilan, dan ide baru yang mereka peroleh. Siswa dapat
memperkaya pengalaman dan mempertajam naluri keilmuan yang berkaitan dengan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang berlangsung terpusat
kepada aktivitas siswa untuk memahami substansi materi ajar. Dengan demikian
siswa dapat memiliki momen untuk belajar memahami sesuatu dan sekaligus
memperoleh manfaat dan makna pembelajaran yang dijalaninya.
Akan
tetapi, sangat umum terjadi di berbagai sekolah adalah ketersediaan alat
pelajaran sangat terbatas. Tidak semua sekolah memiliki sarana yang lengkap bahkan
untuk hanya sekadar memenuhi standar minimal. Selain itu, alat pelajaran tersebut
sering kali tidak tersedia untuk semua mata pelajaran. Ada mata pelajaran yang
relatif lengkap peralatannya sementara yang lain sangat kekurangan.
Kekurangan alat pelajaran berupa
alat peraga dan alat praktikum sejatinya menjadi tantangan tersendiri bagi
guru. Guru ditantang untuk menampilkan kreativitas dan ide inovatif untuk
mengatasi kekurangan alat pelajaran. Meskipun tidak dapat disamaratakan namun
banyak alat pelajaran yang dapat dibuat sendiri oleh guru, bahkan oles siswa. Boleh
jadi alat tersebut terlihat sepele tetapi fungsinya dapat memenuhi kebutuhan
guru dalam melaksanakan pemindahan ilmu. Bahkan alat pelajaran itu dapat
menjadi alternatif pengganti alat canggih yang sulit dibeli oleh sekolah. Atau
malahan karya tersebut menjadi inovasi penting sebab belum pernah ada alat
serupa di belahan dunia manapun.
Salah satu cara yang dapat
dilakukan guru adalah memanfaatkan barang bekas atau sampah di sekolah. Beragam
jenis sampah dapat ditemukan di sekolah. Kertas, botol plastik, gelas plastik,
dan sampah organik dari tumbuhan adalah contoh jenis sampah yang paling banyak ditemukan.
Sampah kertas yang telah diolah
menjadi bubur kertas dapat dimanfaatkan untuk membuat benda model atau cutaway objects dan alat peraga. Benda
model maupun alat peraga sangat dibutuhkan oleh guru geografi, kimia, biologi,
fisika, ekonomi, dan sejarah dalam menjelaskan materi ajar. Sebagai contoh, guru
geografi dapat membuat model gunung berapi, batas lempeng tektonik, bentuk
lipatan dan patahan, bentuk relief muka bumi, globe, dan peta timbul. Bagi guru
lain, bubur kertas dapat dibuat torso/maneken, model virus, benda prasejarah,
prasasti, monster barang ekspor-impor, dan lain-lain sesuai kreativitas
masing-masing.
Sampah plastik berupa botol dan
gelas bekas dapat dibuat menjadi alat percobaan/eksperimen maupun alat praktikum.
Misalnya, bagi guru geografi dan fisika, sampah tersebut dapat dibuat menjadi
alat eksperimen tekanan udara, kondensasi, hujan, perpindahan kalor dan arus
konveksi pada fluida, arus laut, geyser, letusan gunung berapi, dan angin
tornado. Bagi guru lain, botol dan gelas plastik dapat dimanfaatkan untuk
menjadi tabung reaksi, wadah media tanam hidroponik maupun aeroponik, dan alat
permainan/olah raga.
Selain sebagai bahan pembuatan
alat pelajaran, berbagai jenis sampah di sekolah juga dapat dijadikan bahan prakarya.
Jenis prakarya berbahan plastik sudah banyak dibuat di sekolah, terutama di
sekolah dasar. Namun pemanfaatan sampah kertas untuk bahan prakarya belum
banyak dikembangkan. Hal ini menjadi tantangan lain bagi guru, terutama guru
seni rupa.
Penulis telah memanfaatkan bubur
kertas untuk pembuatan benda model dan alat eksperimen. Demikian pula dalam
memanfaatkan botol dan gelas plastik telah penulis lakukan sejak belasan tahun
silam untuk pembuatan alat eksperimen sains. Selain itu, pemanfaatan bubur kertas,
abu gosok, serbuk gergaji, dll. juga telah penulis lakukan untuk pembuatan
beragam jenis karya seni kriya.
Bagi rekan guru yang tertarik membuat karya
berupa alat peraga, alat eksperimen, dan prakarya yang terbuat dari barang
bekas dapat melihat sejumlah contoh karya penulis di blog www.jidint.blogspot.com dan di kanal Youtube
#jidintNEKADBERBAGI. Semoga bisa menginspirasi. (Jidint/30122019)
MUJAHIDIN AGUS
Guru Geografi SMAN 3 Palopo
Catatan: Tulisan ini telah dimuat di harian Palopo Pos, Selasa/31 Desember 2019
No comments:
Post a Comment