Thursday, December 20, 2018

Percobaan Sains Sederhana: Arus Laut




Lihat video di sini


Alhamdulillah, bermodal nekad, karya ini dibuat dalam tempo yang sesingkat-singkatnya namun dengan cara saksama. Terima kasih atas kepercayaan Dewan Juri Lomba Inovasi Pembelajaran Kategori Utama SMA Tingkat Nasional 2018 yang telah menganugerahi prestasi Juara 2.
Silakan rekan sejawat melakukan eksperimen serupa dan atau berinovasi 
untuk karya yang lebih sempurna! Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.

He-eh, jangan lupa SUBSCRIBE ki kodooooong yaaa???
Salam dari SMA Negeri 3 Palopo
Mujahidin "Jidint" Agus

Monday, November 5, 2018

Naskah Pemenang II Lomba INOBEL UTAMA 2018 - Jidint

Semoga dapat menjadi inspirasi. Naskah ini masih memiliki banyak kelemahan, terutama berdasarkan hasil penjurian oleh Dra. Maria Widiani, M.A. dan Prof. Husaini Usman. Alhamdulillah karya ini berhasil menjadi Pemenang II.

Silakan dimanfaatkan dengan wajar dan sesuai kaidah ilmiah.
Semoga bermanfaat.

Wassalam,
Mujahidin "Jidint" Agus
SMA Negeri 3 Palopo


Silakan buka melalui
001-NaskahKOE Inobel Utama 2018 - Mengukir Jejak





Friday, July 27, 2018

SCIENCE EDUCATION AWARD (SEA) - ITSF 2018 TERBUKA LAGI

PENGHARGAAN YANG SATU INI SANGAT BERGENGSI DAN UNIK.... 
ANDA AKAN MENEMUKAN PENGALAMAN BARU (dan hadiahnya besaaar)
JIKA MENGIKUTI SELEKSI SEA - ITSF 2018


pengingat



Tuesday, June 26, 2018

Pelibatan Keluarga untuk Pembelajaran Bermutu



Pendidikan merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat. Proses tersebut diawali bahkan sebelum seseorang terlahir ke dunia. Semasa dalam kandungan, seorang bayi mulai “belajar” dan mendapatkan didikan melalui ibunya. Otak janin mulai memeroleh stimulasi dari apa yang didengarnya sejak dalam kandungan dan akan menjadi pembentuk awal kepribadian anak.  Dalam pandangan Islam, didikan tersebut terutama ia peroleh dari perilaku dan sifat kedua orang tuanya. Maka tak heran bila seseorang harus selektif dalam memilih jodoh, terutama memenuhi kriteria agamanya yang baik.
Berbagai suku di Indonesia memiliki aturan adat yang berkaitan dengan anjuran dan pantangan bagi ibu hamil. Aturan tersebut dapat berkaitan dengan makanan maupun perilaku, sikap, dan perbuatan calon ibu dan bapaknya. Secara logis, asupan makanan yang baik pastilah berpengaruh positif secara langsung kepada janin. Sementara perilaku, sikap, bahkan ucapan ibu dan ayah si bayi tidaklah berpengaruh seperti asupan makanan. Akan tetapi hal itu dimaksudkan untuk menciptakan suasana lingkungan yang baik, sebab tetap akan memengaruhi kondisi janin. Hal ini menjadi keyakinan masyarakat bahwa janin dalam kandungan dapat dipengaruhi oleh kondisi di luar rahim. Terlepas dari berupa mitos ataupun bukan, pada dasarnya aturan itu diberlakukan untuk memberikan pengaruh positif terhadap janin. Terciptanya kondisi calon bayi dan lingkungannya yang baik tentu saja menjadi harapan bagi setiap keluarga.
Banyak penelitian modern akhirnya membuktikan bahwa janin dalam kandungan sudah dapat berinteraksi dan dipengaruhi lingkungannya. Don Campbell (1997) menyimpulkan bahwa mendengarkan musik klasik berpengaruh positif bagi pengembangan mental bayi, walaupun mendapat banyak penentangan. Penelitian lain menyatakan bahwa janin dalam kandungan telah mampu mendengar sejak masa kehamilan 23 pekan. Eino Partanen (2013) melaporkan hasil penelitian mereka bahwa bayi dapat mengenal musik dan suara dari luar kandungan serta berefek mengembangkan dan meningkatkan daya tanggap otak dan tersimpan dalam ingatan hingga empat bulan setelah bayi lahir tanpa stimulasi tambahan.
Setelah seorang bayi lahir ke dunia, peran stimulasi dari orang tua dan keluarga lebih dibutuhkan. Bayi akan menerima ransangan dengan semua panca inderanya. Ia mulai belajar dari apa yang dilihat, didengar, dirasa, dibau, dan diraba. Kemampuan belajar tersebut akan berkembang pesat selama masa keemasan (golden age) bayi, yaitu hingga usia lima tahun. Pada masa tersebut, pembentukan watak, sifat, dan kepribadian bayi juga berkembang seiring pertumbuhan fisiknya. Seorang balita akan lebih mudah belajar tentang sesuatu dan juga mudah meniru dan merekamnya dalam ingatan. Oleh karena itu, penumbuhan karakter positif harus sedini mungkin dilakukan. Orang tua adalah model pembelajaran bagi anak-anaknya (Jatnika, 2018a). Dengan demikian karakter maupun sikap yang berkaitan dengan proses belajar juga harus ditanamkan lebih awal. Beberapa di antara sikap tersebut adalah rasa ingin tahu, minat baca, berpikir kritis, mandiri, disiplin, dan kebutuhan untuk berprestasi. Bila sikap-sikap tersebut tertanam dengan baik maka pada usia sekolah hingga dewasa pun sikap tersebut akan terbawa dan selalu diterapkannya.
Sehubungan dengan pembelajaran bermutu, maka hasil bentukan watak setiap siswa di rumah pada dasarnya akan memengaruhi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Tentu saja proses pembelajaran akan berbeda bila siswa memiliki karakter positif dibandingkan jika tidak. Siswa dengan karakter mandiri, disiplin, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, rajin membaca, dan terpacu untuk selalu berprestasi akan menghasilkan proses pembelajaran yang aktif dan partisipatif. Pembelajaran akan berlangsung dengan partisipasi tinggi dari siswa (student centered). Selain itu, guru akan mudah untuk menerapkan pendekatan saintifik seperti inquiry, problem based, project based, dan discovery learning. Mereka akan menghidupkan suasana belajar dengan berbagai pertanyaan yang mungkin saja tidak disangka-sangka akan muncul. Suasana kelas akan menjadi “gaduh” dengan berbagai argumentasi kritis yang dipaparkan oleh mereka dalam diskusi.
Selanjutnya, setiap siswa akan mengalami pembiasaan dalam menghargai pendapat orang lain, mudah bekerja sama dalam tim, bersikap toleran terhadap perbedaan, dan berpikiran terbuka. Para siswa akan terbiasa hidup dalam masyarakat ilmiah. Berikutnya, penciptaan suasana persaingan sehat juga akan berlangsung dengan mudah bila setiap siswa memiliki kebutuhan untuk berprestasi. Demikian pula penumbuhan semangat kebersamaan dan patriotisme kebangsaan, pun dapat ditumbuhkan melalui proses pembelajaran yang bermutu.
Pada akhirnya, tentu saja peran guru secara optimal akan menjadi keniscayaan untuk mendukung perwujudan suasana belajar yang bermutu. Guru akan selalu merasa tertantang untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih baik dari hari ke hari. Ia tidak akan tinggal diam untuk memenuhi kebutuhan siswa yang istimewa tersebut sehingga guru akan terpacu untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan keprofesionalan mereka. Guru akan terpicu untuk menjadi teladan bagi siswanya termasuk dalam menghasilkan karya gemilang dan prestasi mengagumkan. Bila hal ini terjadi maka pembelajaran yang berlangsung akan lebih meningkat dan juga akan mencetak siswa yang bermutu, baik aspek penguasaan ilmu pengetahuan maupun aspek sikap dan kepribadian.
Akan tetapi upaya perwujudan pembelajaran bermutu tidak hanya sampai di situ. Tidak berhenti pada upaya setiap orang tua membentuk karakter positif anaknya dan dukungan guru profesional yang hebat. Lebih jauh lagi, orang tua dapat menjadi supervisor dan bahkan evaluator terhadap kinerja guru. Orang tua siswa tidak boleh berdiam diri terhadap pembelajaran yang diikuti anaknya di sekolah. Mereka dapat berkomunikasi terhadap guru dalam hal upaya peningkatan mutu pembelajaran. Orang tua memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan sekolah dalam menyajikan pembelajaran yang bermutu (Jatnika, 2018b). Misalnya, orang tua dapat menyampaikan koreksi bilamana terdapat kekeliruan penyampaian materi ajar yang diterima anaknya. Atau dapat pula memberikan saran dan perbaikan terhadap metode pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
Pada tingkatan peran yang lebih dalam, orang tua dan sekolah dapat membentuk kelompok atau forum komunikasi antara guru atau sekolah dan orang tua. Mereka dapat membahas upaya pelibatan keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Sebagai contoh, orang tua dapat bergotong royong dalam memenuhi kebutuhan sekolah akan alat pelajaran, alat praktikum, media pembelajaran berbasis teknologi informasi, pengadaan alat olahraga dan kesenian serta kebutuhan kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Atau secara bersama-sama mereka dapat merancang kegiatan ilmiah ataupun kebudayaan, misalnya melaksanakan pekan sains atau pekan kesenian baik dalam bentuk kompetisi ataupun pameran dan pementasan. Tentu saja semua itu menjadi kebutuhan bukan hanya bagi sekolah tetapi terlebih bagi siswa dan juga orang tuanya. Apabila siswa dapat mengikuti pembelajaran yang bermutu karena ketersediaan fasilitas dan peluang berprestasi maka tentu saja mereka dapat menjadi generasi harapan orang tua, negara, dan bangsa di masa mendatang.
Secara luas, keseluruhan keluarga dan masyarakat dari banyak elemen seperti para pakar, peneliti, dosen, birokrasi, dan bahkan tentara, polisi, hakim, pemilik usaha kecil, pengusaha besar, pemilik bengkel, olahragawan, seniman, dan budayawan pun pada dasarnya dapat memberikan sumbangsih bagi pembelajaran bermutu di sekolah. Berbagai pihak tersebut dapat dihadirkan di sekolah untuk menjadi “guru praksis” bagi siswa sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang dirancang guru di kelas. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa guru memiliki keterbatasan terutama terkait dengan penerapan ilmu dalam kehidupan sehari-hari dan kebutuhan lapangan kerja. Tidak semua materi pelajaran yang diberikan kepada siswa mampu diajarkan oleh guru untuk kepentingan praktis. Oleh karena itu, pelibatan keluarga dan masyarakat luas tersebut akan sangat membantu untuk menyediakan pembelajaran nyata bagi siswa. Siswa dapat belajar dari pelaku profesional dan pelaku ekonomi serta penggiat seni ataupun lainnya secara langsung yang mungkin tidak tercakup dalam pelajaran teori di sekolah. Di samping itu, menghadirkan sosok yang sukses di bidangnya dapat dijadikan motivator yang efektif bagi siswa.
Mungkin aktivitas tersebut pada langkah awal tampaknya terlalu idealis dan berlebihan. Akan tetapi hal itu bukan sesuatu yang mustahil untuk dilakukan. Sebagai tahap awal perintisan, pelibatan masyarakat dari berbagai profesi dan jenis mata pencaharian tersebut dapat dimulai dari orang tua siswa sendiri. Setiap sekolah tentu saja memiliki data nama orang tua siswa yang lengkap dengan jenis pekerjaan, alamat dan bahkan nomor telepon. Sekolah dapat mendata semua orang tua siswa yang dapat dilibatkan dalam proyek pembelajaran praktis bagi siswa. Jadi, pihak yang menjadi narasumber atau “guru praksis” dalam kegiatan pembelajaran di kelas adalah orang tua siswa sendiri.
Tentu saja tidak semua materi ajar akan menjadi objek pembelajaran praktis tersebut. Harus ada perancangan materi dan waktu pembelajaran, misalnya dalam satu pekan disediakan satu kali pertemuan untuk setiap mata pelajaran. Materi ajar yang disajikan tersebut ditentukan oleh guru dengan mendapat kesepakatan dari “guru praksis” yang akan dihadirkan untuk menjadi narasumber. Selain itu, kisah pengalaman narasumber saat menuntut ilmu atau saat bekerja akan menjadi sumber belajar yang kaya dan menjadi nilai tambah bagi siswa untuk meningkatkan motivasi belajar mereka. Kebutuhan akan prestasi juga dapat lebih dibangkitkan melalui kisah nyata para narasumber.
Kegiatan pembelajaran praktis tersebut dapat menjadi program tahunan maupun setiap semester. Dapat pula dilengkapi dengan pembelajaran luar sekolah dengan mengunjungi tempat-tempat industri atau pabrik, sawah, kebun, lokasi kebakaran hutan, lokasi bekas tanah longsor atau gempa bumi, sanggar seni, pengadilan, pasar, laboratorium, dan lain-lain. Kombinasi program tersebut tentu akan memberikan pengetahuan dan pengalaman yang lebih beragam kepada siswa dan juga bagi guru serta orang tua siswa. Setiap pihak akan belajar dari apa yang dilakukannya, setidaknya pengalaman tersebut dapat menambah wawasan berpikir sehingga semuanya akan menjadi lebih dewasa dan bijak. Bila proyek pelibatan masyarakat tersebut dapat diterapkan oleh sekolah, maka jargon pembelajaran sepanjang hayat akan tercipta sebab belajar dilaksanakan sejak bayi hingga usia lanjut sekalipun. Sejatinya, siapapun jua pasti selalu mendapat pelajaran dari berbagai peristiwa yang dialami dan disaksikan hingga akhir hidupnya. Belajar adalah proses yang tiada henti. #sahabatkeluarga.

Referensi:
Jatnika, Y., 2018a. Orang tua adalah Model Pembelajaran bagi Anak-anaknya (online) https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview& id=4832, diakses     25 Juni 2018.
Jatnika, Y., 2018b. Tiga R untuk Kemitraan Sekolah dengan Orang tua (online) https://sahabat-keluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview& id=4830, diakses 25 Juni 2018.
Partanen, E., 2013. Prenatal Music Exosure Induces Long-Term Neural Effects (online). http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0078946, diakses 1 April 2013.
Wikipedia, 2018. Mozart Effect (online) https://en.wikipedia.org/wiki/Mozart_effect, diakses 26 Juni 2018.

Friday, April 20, 2018

ZAMAN JANGAN MENGIKIS BUDI PEKERTI

Setiap masyarakat memiliki kebudayaan. Oleh karena kebudayaan terdiri dari beragam unsur maka kebudayaan dapat dipandang sebagai suatu sistem. Kebudayaan dengan unsur-unsurnya menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam memberikan ciri khas tertentu. Salah satu unsur budaya adalah aturan atau norma dan nilai baik dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis. Norma dan nilai tersebut menjadi unsur kebudayaan yang universal, terdapat dalam setiap masyarakat. Hal itu pula yang dapat mencerminkan jati diri masyarakat tersebut.
Salah satu sistem norma yang terdapat dalam masyarakat manapun di Indonesia adalah kesopanan. Melalui norma kesopanan, perilaku setiap anggota masyarakat diatur dan dijalankan sehingga hubungan sosial antaranggota dapat berlangsung dengan baik. Pada masyarakat yang masih konservatif, norma kesopanan dijalankan dengan sangat ketat. Setiap warga menaati norma tersebut dengan tertib dan disiplin. Sanksi atas pelanggaran norma juga dijalankan dengan ketat sehingga tingkat pelanggaran menjadi rendah.
Sebaliknya, pada masyarakat yang lebih modern, pemberlakuan norma kesopanan mulai terkikis sedikit demi sedikit. Banyak anggota masyarakat tidak lagi mengindahkan norma itu dalam kegiatannya sehari-hari. Atau setidaknya, perilaku mereka tidak sepenuhnya mematuhi norma yang seharusnya berlaku. Mungkin banyak orang modern memandang bahwa norma kesopanan tidak terlalu penting. Akibatnya mereka tidak memperdulikan bagaimana sikap dan tingkah lakunya dalam bergaul dan bersosialisasi di tengah masyarakat.
Aturan lain yang mengatur suatu masyarakat adalah sistem nilai, di antaranya kejujuran. Nilai kejujuran menjadi salah satu hal pokok yang membentuk kepribadian seseorang. Kejujuran dapat melandasi perilaku lain seperti disiplin dan bekerja keras. Seseorang akan melaksanakan tugas dengan disiplin dan kerja keras jika hatinya penuh diwarnai kejujuran, demi memeroleh hasil yang berberkah. Demikian pula siswa, mereka akan belajar dengan disiplin dan sungguh-sungguh demi memeroleh hasil dan prestasi yang membawa berkah. Oleh sebab itu, nilai kejujuran harus ditanamkan sejak dini kepada setiap siswa.
Masalahnya, saat ini terjadi penurunan ketaatan siswa dalam menjalankan norma kesopanan dan nilai kejujuran. Sejatinya, pergaulan di sekolah seharusnya tetap mengindahkan sopan santun dan kejujuran yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, siswa sebagai warga sekolah dan juga masyarakat wajib taat dan menjalankan norma tersebut. Terlebih lagi karena sikap dan perilaku yang taat pada norma kesopanan dan kejujuran menjadi cerminan keberhasilan pendidikan. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan untuk menciptakan manusia Indonesia yang cerdas dan berbudi pekerti luhur. Apabila siswa belum memiliki budi pekerti luhur dan kejujuran tinggi maka dapat dinyatakan bahwa pendidikan belumlah berhasil.
Akan tetapi dalam kenyataan saat ini, tidak sedikit siswa yang melanggar norma kesopanan, baik di sekolah maupun di tempat lain. Sopan santun yang seringkali dilanggar antara lain adalah berjalan seenaknya tanpa minta tabe’ (tabik) atau pamit di hadapan orang tua maupun guru. Seringkali juga siswa terlihat duduk di atas meja dengan kaki di atas kursi, atau duduk di kursi dan kaki juga di kursi. Selain itu, dalam bercakap banyak siswa yang tidak lagi berbahasa halus terutama kepada teman sendiri. Bahasa kasar yang umum diucapkan oleh kebanyakan siswa di Palopo seperti penggunaan kata sapaan “ko” yang seharusnya “ki”, kata “mu” seharusnya “ta”, dan kata sapaan “baga” yang berarti tolol.
Demikian pula nilai kejujuran, banyak siswa yang tidak menjalankannya dengan ketat. Hal ini sangat mudah terlihat saat pelaksanaan ulangan harian, ulangan semester, bahkan ujian akhir. Siswa menyontek menjadi hal umum padahal ini dapat menjadi cikal bakal tindakan koruptif. Meskipun di bawah pengawasan ketat, ada saja cara siswa untuk menyontek. Terlebih lagi dengan maraknya penggunaan telepon canggih, cara menyontek pun semakin beragam. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dunia pendidikan. Pengawasan ketat dan sanksi pada dasarnya bukanlah solusi yang baik. Pembiasaan dan pembudayaan nilai kejujuran seharusnya ditumbuhkan dan bukan dipaksakan. Maka dari itu, penanaman dan pembudayaan nilai kejujuran harus menjadi prioritas utama.
Banyak hal yang dapat dinyatakan sebagai penyebab menurunnya ketaatan siswa dalam bersopan santun dan berperilaku jujur. Berkembangnya teknologi informasi dapat dijadikan faktor utama yang memengaruhi siswa, sebab tidak sedikit informasi dan tayangan teve serta internet yang memaparkan ketidaksopanan dan ketidakjujuran secara terbuka. Faktor ini memicu pula berkembangnya sikap individualis karena mencontoh budaya yang katanya modern. Akibatnya siswa bersikap semaunya karena merasa punya hak individu yang tidak boleh diganggu. Tentu saja ini pernyataan yang salah sebab manusia adalah makhluk sosial, semua sikap, ucapan, dan tindakan seseorang pasti berdampak pada orang lain.
Hal lain yang dapat ditemukenali sebagai penyebab menurunnya kesopanan dan kejujuran siswa adalah ketiadaan teladan, khususnya di rumah. Orang tua adalah pemberi teladan yang paling tepat bagi anaknya. Apabila orang tua memberi teladan yang baik maka anaknya akan berperilaku baik pula. Sayangnya, saat ini tidak sedikit orang tua terlalu sibuk dengan aktivitasnya sendiri sehingga kurang memerhatikan kebutuhan anaknya akan teladan yang baik dalam bersikap, bertutur, dan bertindak. Keteladanan juga menjadi tanggung jawab guru dan tenaga kependidikan di sekolah. Setiap mereka hendaknya memberikan teladan yang baik sebab siswa akan langsung melihat dan mencontoh. Akan tetapi, tidak jarang guru bersikap, bertutur, dan bertindak yang tidak tepat sehingga menjadi contoh yang kurang baik. Misalnya, mungkin ada oknum guru tidak menyadari ketika mengajar sambil duduk di atas mejanya. Atau ketika lewat di hadapan guru lain apalagi di depan siswa tidak meminta pamit atau tabe’ terlebih dahulu. Bahkan ada saja oknum yang mengucapkan kata-kata yang kurang sopan – seperti dituliskan di atas – dalam bercakap. Begitu pula jika seorang guru bertindak tidak adil, akan memicu siswa menjadi tidak jujur. Misalnya, terjadi pembiaran bila siswa menyontek dan tidak diberi sanksi secara adil oleh guru. Hal ini dapat membuat siswa yang sebelumnya jujur dapat terpicu untuk berbuat tidak jujur pula. Semua itu tentu saja akan memengaruhi kepribadian siswa.
Selanjutnya, faktor lingkungan tidak bisa diabaikan dalam pembentukan watak dan kepribadian anak. Betapapun baiknya orang tua memberikan teladan tetapi jika lingkungan pergaulan anak tidak mendukung maka keteladanan itu akan terkikis. Apabila lingkungan pergaulan kurang bagus – karena tidak semua anak bersopan santun dan jujur – maka secara perlahan akan memengaruhi kepribadian anak lainnya.
Terkikisnya norma kesopanan dan nilai kejujuran di sekolah bukanlah hal sepele, tidak boleh dibiarkan terjadi. Sebab sikap, ucapan, dan tindakan seseorang mencerminkan pribadinya. Bahkan seringkali aspek tersebut menjadi unsur penilaian terhadap keberhasilan orang tua dan sekolah dalam mendidik. Sehingga jika seorang siswa berperilaku sopan, bertutur santun, dan bertindak kebajikan maka orang akan menanyakan siapa orang tuanya atau di mana sekolahnya. Namun demikian pula sebaliknya, apabila seorang siswa bertindak kasar, bertutur tidak sopan, dan melanggar peraturan maka orang tua dan sekolahnya pulalah yang dinilai jelek dan gagal.
Walaupun agaknya tampak sepele, tetapi terkikisnya norma kesopanan dan nilai kejujuran di lingkungan sekolah perlu untuk menjadi keprihatinan bersama. Betapa tidak, pada saatnya nanti mereka akan menjadi penggerak utama pembangunan nasional. Mereka akan menjadi pemimpin yang harus dapat diteladani semua aspek kehidupannya. Maka keberhasilan pembangunan nasional akan ditentukan bagaimana mereka menerapkan norma kesopanan dan nilai kejujuran dalam masyarakat.
Para pejuang dan pendiri bangsa tidak menginginkan pembangunan fisik bergerak melaju tetapi moral masyarakat hancur. Impian dan cita-cita mereka adalah negara Indonesia menjadi negara maju dengan mengedepankan norma dan nilai luhur sebagai kebudayaan dan jati diri bangsa. Zaman jangan sampai mengikis budi pekerti sebagai bukti kesuksesan dalam menguatkan pendidikan dan keberhasilan memajukan kebudayaan.
Oleh sebab itu, solusi yang harus dijalankan untuk mengatasi terkikisnya budi pekerti adalah memajukan pendidikan yang menjunjung tinggi norma dan nilai luhur dalam masyarakat. Orang tua, guru, masyarakat, tokoh agama, dan pemerintah harus bergandeng tangan membentuk budi pekerti luhur setiap anak sedini mungkin. Semua pihak harus memberi teladan yang baik sesuai jati diri bangsa. (Jidint/16042018).

Tuesday, April 17, 2018

Sebaiknya Anda tahu ini sebelum berkunjung ke Beijing - China

Berkunjung ke Beijing mungkin menjadi salah satu impian seseorang. Betapa tidak, kota besar yang megah dan indah dapat menjadi salah satu titik awal untuk tujuan utama, salah satu keajaiban dunia yaitu Tembok Raksasa China. Tujuan utama lainnya adalah Lapangan Tian'anmen dan Kota Terlarang di pusat kota Beijing, Istana Musim Panas dan Kuil Surga. Bila Anda seorang muslim/muslimah, jangan lupa berkunjung ke Masjid Tertua "Niujie" yang dibangun tahun 996. Bandingkan dengan Masjid Jami' di Palopo - Sulawesi Selatan yang dibangun tahun 1604.
Beberapa hal yang mungkin sangat perlu diperhatikan sebelum Anda berkunjung ke Beijing, yaitu:

1. Atur jadwal, apakah Anda ingin berkunjung pada musim dingin atau musim semi.

2. Siapkan pakaian yang sesuai. Misalnya pada bulan April, meskipun telah memasuki musim semi tetapi suhu udara masih sangat dingin untuk ukuran Indonesia. Pada pagi hari suhu bisa kurang dari 13 derajat dan pada siang hari hanya sekitar 23 - 26 derajat celcius.

3. Bawalah madu secukupnya (kurang dari 200 ml sebab bila lebih boleh jadi tidak diizinkan untuk dibawa ke pesawat). Madu berfungsi untuk melembabkan bibir apabila terkena perubahan suhu yang ekstrim sebab bibir dapat menjadi pecah-pecah. Menurut pengalaman pribadi, pelembab bibir kurang efektif untuk tujuan ini, apalagi jika Anda seorang cowok tulen.

4. Belilah kartu telepon khusus yang biasanya ditawarkan oleh pemandu untuk melakukan hubungan telepon selama Anda berada di Beijing. Anda harus memiliki nomor telepon pemandu Anda.

5. Bawalah selalu air putih dalam botol. Selain untuk diminum, air ini juga dapat dipakai untuk mencuci diri setelah buang air kecil. Toilet yang tersedia (termasuk di bandara dan restoran) umumnya tidak menyediakan air untuk membasuh. Toilet akan tersiram secara otomatis ketika Anda meninggalkan tempat Anda berdiri. Ini untuk toilet COWOK. Untuk toilet CEWEK, maaf saya tidak tahu. Tapi ada persamaannya, yaitu sama-sama bau pesing yang menyengat (maaf).

6. Jika Anda seorang muslim/muslimah, yakinkan Anda menemukan restoran halal dengan menggunakan aplikasi canggih Anda. Mungkin ini agak sulit sebab restoran halal sangat jarang.

7. Sebaiknya bawalah sambal dan atau abon (daging maupun ikan) untuk konsumsi pribadi. Ini sangat berguna bila Anda terpaksa makan di restoran umum. Bila mungkin, mintalah agen perjalanan Anda untuk memastikan ketersediaan makanan halal selama kunjungan Anda.

8. Bila Anda menginap di hotel, berhati-hatilah memilih makanan saat sarapan. Bacalah label makanan atau tanyakanlah kepada pelayan jenis makanan yang disediakan. Biasanya daging sapi diletakkan berdampingan dengan daging tidak halal, begitu pula nasi goreng dengan daging sapi diletakkan di samping nasi goreng yang lainnya. Bila Anda kurang yakin, pilihlah makanan yang relatif tidak meragukan, misalnya pisang/ubi jalar/kentang dan telur rebus. Atau boleh juga memilih roti dan sereal serta salad dan buah segar.

9. Sediakan selalu dan rajinlah mengonsumsi multivitamin untuk menjaga kebugaran Anda sebab mungkin selama kunjungan Anda tidak menikmati makanan seperti biasanya sehingga asupan gizi menjadi kurang seimbang.

10. Jika Anda hendak berbelanja souvenir, jangan terburu-buru menawar. Usahakan membandingkan satu toko/penjual dengan lainnya. Bila Anda berombongan, ada baiknya kalau Anda berjalan saling berpisah dan masing-masing mengunjungi penjual berbeda lalu bandingkanlah satu sama lainnya. Saat Anda menawar barang, jangan terpaku pada harga yang terpasang. Tawarlah dengan harga terendah, misalnya maksimal seper sepuluhnya. Bila terpaksa membeli, jangan dalam jumlah banyak sebelum memastikan bahwa Anda mendapatkan harga termurah. Sebagai contoh, seorang teman saya membeli lukisan dinding seharga 75 Yuan (sekitar Rp 150.000) padahal teman lain mendapatkan harga 20 Yuan dengan ukuran lukisan yang lebih besar. Contoh lain, saya membeli jam tangan murah seharga 20 Yuan padahal label penawarannya 250 Yuan (hahahahaaaa..... jauh kan?) Untuk souvenir kecil seperti gantungan kunci (tergantung mutu) harga bervariasi, tapi jangan lebih dari 2 Yuan per buah, tawarlah misalnya 1,5 Yuan atau 1,3 Yuan saja.

11. Apabila Anda berombongan (menggunakan bis), Anda akan sering bertemu penjual souvenir (termasuk baju kaos, syal, kerudung, dll) yang mungkin orangnya sama. Ada baiknya Anda berbelanja di hari-hari terakhir kunjungan sebab harga akan jatuh sangat murah (agaknya mereka tahu kalau kita akan segera pulang). Periksalah satu persatu belanjaan Anda. Contoh kasus, seorang teman saya membeli kerudung seharga 45 Yuan (berisi 10 lembar, tapi ukuran kecil) sementara teman lain membeli di hari terakhir seharga 20 Yuan berisi 10 lembar ukuran yang lebih besar. Jangan heran jika mereka menggunakan bahasa Indonesia saat menawarkan jualannya.

12. Harga barang di lokasi-lokasi spesial seperti di Tembok China memang lebih mahal, tetapi momen tersebut sebandinglah dengan harga yang harus dibayar. Biasanya di tempat seperti ini harga barang tidak dapat ditawar.

13. Saat berkunjung di Tian'anmen dan Kota Terlarang serta Istana Musim Panas, sebaiknya Anda jangan terpisah dengan rombongan sebab wisatawan sangat berjubel. Perhatikan selalu bendera kecil sebagai tanda rombongan Anda yang dibawa oleh pemandu. Jangan lupa diri (eh maaf) jika berswafoto ria hingga Anda terpisah dari rombongan.

14. Pastikan baterai telepon Anda selalu terisi, bawalah power bank bila dibutuhkan. Mungkin Anda akan merasa sangat rugi jika tidak dapat mengabadikan keberadaan Anda di sana.

15. Semua lokasi wisata yang dikunjungi sangat terjaga kebersihannya, jagalah agar Anda tidak membuang sampah sembarangan ('kan malu-maluin kalau jauh-jauh dari Indonesia terus membuang sampah sembarangan, heheheee....).

16. Jangan terlalu asyik berbelanja sehingga bagasi Anda akan berlebih, sesuaikan dengan berat bagasi yang diizinkan. Kecuali Anda telah siap dengan risiko over bagasi.

17. Selamat berkunjung, semoga menyenangkan. Semoga informasi ini bermanfaat.

Mohon maaf jika ada kekeliruan, pasalnya ini kunjungan saya yang pertama kalinya, itupun bulan April 2017 lalu (hmmmm...). 
Kunjungan saya bersama rombongan adalah hadiah dari pemerintah atas prestasi yang telah diukir oleh semua peserta. Terima kasih banyak kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.










Tuesday, April 10, 2018

Wednesday, March 14, 2018

Tutorial Mengatasi ERROR Canon iP2770 - Jidint



Salah satu ERROR yang dapat terjadi pada printer Canon iP2770 adalah LAMPU RESUME BERKEDIP 8 (DELAPAN) KALI.
Error ini terjadi bila Absorber (penyerap tinta) sudah penuh.
Langkah-langkah mengatasinya:
1. Bukalah penutup printer.
2. Tarik atau geser rumah cartridge agar keluar ke bagian tengah relnya.
3. Gunakan kertas tisu yang lembut untuk menyerap tinta pada "pad absorber" (dua buah, black dan color).
4. Tutup kembali printer lalu matikan tombol "Power".
5. Tekan tombol "Resume" (warna kuning) selama tiga detik tapi jangan dilepaskan.
6. Tekan tombol "Power" hingga led-nya menyala dan jangan dilepaskan.
7. Lepaskan tombol "Resume" saja.
8. Tekan dan lepas tombol "Resume" sebanyak empat kali.
9. Tekan kembali tombol "Resume" tapi jangan dilepaskan, tunggu 2-3 detik.
10. Lepaskan kedua tombol secara bersamaan. Tunggu hingga printer tidak berkedip.
11. Cabut kabel printer.
12. Lakukan "Uninstall" terhadap driver Canon iP2770.
13. Colokkan kabel printer, driver-nya akan terinstal secara otomatis. Tunggu hingga printer "Ready".
14. Cobalah mencetak dokumen.
15. Bila lampu "Resume" kembali berkedip (tiga kali), tekan tombol itu selama 3-5 detik.
16. Cobalah mencetak kembali.
17. Semoga SUKSES mengatasi masalah sendiri!

Anda BERHASIL???
Mari berbagi, siapa tahu banyak yang membutuhkan.
TOLONG DI-SUBSCRIBE di Channel JIDINT ya.... Terima kasih banyak.

Maaf, saya bukan ahli, makanya bahasa "komputer"-ku mungkin hancur.... hihihihihi...

Thursday, March 8, 2018

Wonderful INDONESIA: Ban "teraneh" di dunia dan gua tengkorak

MENGATASI BAN MOTOR BOCOR SAAT BERTUALANG

Bertualang bukan CUMA butuh nyali. Petualang sejati punya ide taktis saat kritis.
Bagaimana mengatasi ban motor bocor saat bertualang ke daerah terpencil?
Ide unik ini mungkin dapat menginspirasi. Semoga bermanfaat. Silakan tonton di youtube. Tolong di-subscribe dan di-like yaa..... Terima kasih banyak
Tonton di Youtube






INDAHNYA KEBERSAMAAN

Wednesday, February 28, 2018

SCIENCE EDUCATION AWARD (SEA) - ITSF - Penghargaan Bergengsi untuk Guru Sains

INDONESIA TORAY SCIENCE FOUNDATION (ITSF) secara reguler menyelenggarakan SCIENCE EDUCATION AWARD (SEA) untuk guru sains seluruh Indonesia.
Walaupun Anda sering mengikuti lomba untuk guru, Anda tetap akan menemukan keistimewaan dan keunikan PENGHARGAAN yang satu ini. Silakan baca info berikut atau KUNJUNGI web resmi ITSF.

PEMENANG ITSF 2009

SCIENCE EDUCATION AWARD (SEA) 2017

INFORMASI TENTANG NOMINASI BAGI GURU UNTUK MENDAPATKAN PENGHARGAAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN SAINS 1. Latar Belakang Mata pelajaran sains sering menjadi pelajaran yang menakutkan (beban yang berat) bagi siswa-siswa di sekolah. Sains sering dianggap sebagai pelajaran sulit dengan sederet rumus yang mesti dihafal. Pengajaran sains secara kreatif yang membangkitkan minat siswa serta memudahkan pemahaman siswa terhadap sains sangat diperlukan. Sayangnya masih sangat sedikit guru yang melakukan hal tersebut. Karena itu ITSF memandang perlu untuk memberikan rangsangan agar lebih banyak lagi guru yang melakukan hal tersebut. Hal itu diwujudkan dengan memberikan Penghargaan Pengajaran Sains (Science Education Award). 2. Bentuk Penghargaan Setiap tahun penghargaan diberikan dalam bentuk piagam penghargaan dan uang tunai sebesar Rp 25,000,000,- (Dua puluh lima juta rupiah) kepada 10 (sepuluh) orang penerima. Penghargaan diberikan kepada penerima yang telah melakukan inovasi pembelajaran sains, bukan untuk kegiatan pengajaran sains yang akan dilakukan. 3. Kriteria Calon Penerima (a) Calon adalah warga negara Indonesia (b) Calon adalah guru aktif pada salah satu jenjang pendidikan di bawah ini: · Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah · Sekolah Menengah Atas / Sekolah Menengah Kejuruan / Madrasah Aliyah baik negeri maupun swasta seluruh wilayah geografis Republik Indonesia. (c) Calon adalah guru yang aktif dalam pendidikan sains pada mata pelajaran · Fisika · Kimia · Biologi (d) Calon telah melakukan inovasi pada pengajaran sains di bidang, dengan metode yang kreatif dan menarik seperti penggunaan alat peraga, model, simulasi, eksperimen, dan lain-lain. 4. Prosedur (a) Calon penerima dapat dinominasikan oleh · Kepala Sekolah, · Guru sejawat · Guru yang pernah menerima Science Education Award pada tahun-tahun sebelumnya. (b) Menyiapkan berkas nominasi sebagai berikut : · Formulir nominasi yang diketik atau ditulis dengan huruf cetak dengan jelas dalam Bahasa Indonesia dan dibuat 5 (lima) rangkap. · Softcopy formulir nominasi yang telah terisi lengkap. · Surat pernyataan bebas plagiasi yang ditandatangani di atas meterai. (c) Berkas nominasi dikirimkan ke kantor ITSF dan e-mail: itsf.torayindonesia@gmail.com paling lambat 31 Agustus 2017. 5. Mekanisme Seleksi a) Komite Seleksi menilai dari semua formulir yang masuk. b) Kriteria penilaian : a. Inovasi pembelajaran b. Originalitas inovasi c. Mudah diterapkan d. Dapat direplikasi (reproducible) e. Penggunaan bahan lokal f. Penggunaan media bantu yang berlisensi legal. c) Berdasarkan penilaian pada formulir, komite seleksi menetapkan sejumlah guru yang terpilih untuk melakukan sesi wawancara di kantor ITSF, yang diperkirakan akan diselenggarakan pada bulan November 2017. Catatan: · Keputusan komite seleksi bersifat mutlak dan final. · Komite seleksi tidak melayani komunikasi dalam bentuk apapun mengenai keputusan tersebut. 6. Bahan-bahan untuk Wawancara (a) Presentasi tentang inovasi pembelajaran yang telah dilakukan (durasi : 15 menit) (b) Alat Peraga Harap membawa alat peraga yang Anda gunakan. Jika tidak memungkinkan untuk dibawa, dapat ditunjukkan dalam bentuk multimedia (video atau potret). (c) Dokumentasi Proses Pembelajaran Sertakan video atau potret yang menggambarkan proses pembelajaran yang anda lakukan untuk mewujudkan inovasi anda. 7. Komite Seleksi Anggota Komite Seleksi: · Herwindo Haribowo, Ph. D (Ketua) · Dr. Agus Haryono (Anggota) · Paulus Cahyono Tjiang, Ph. D (Anggota) 8. Penyerahan Penghargaan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Acara penyerahan penghargaan dijadwalkan pada bulan Februari 2018. 9. Publikasi Pemenang Penghargaan Karya inovasi yang memperoleh penghargaan akan dipublikasikan agar dapat digunakan dalam pembelajaran oleh guru-guru lainnya dan menjadi milik umum (public domain). 10. Hadiah Penghargaan Penghargaan tersebut tidak terkena pajak di tangan penerima. 11. Komunikasi Informasi tentang Penghargaan Pendidikan Ilmu Pengetahuan dapat diminta ke alamat berikut: INDONESIA TORAY SCIENCE FOUNDATION Gedung Summitmas II – Lantai 3 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 61-62 Jakarta Selatan 12190 Tel. (021) 522-0785, 252-6841 Fax. (021) 520-2041 E-mail: itsf@ina.toray.co.id Homepage: http://www.itsf.or.id/

Silakan kunjungi WEB RESMI ITSF

SELAMAT BERJUANG DAN BERKARYA, SEMOGA SUKSES UNTUK KITA SEMUA







Monday, February 26, 2018

Contoh VIDEO PBM UNTUK SELEKSI GURU BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL

Mohon ditonton di YOUTUBE


JANGAN LUPA DI-SUBSCRIBE YA....
TERIMA KASIH BANYAK

Catatan:
1. Rekaman Video dibuat secara amatiran oleh saya dan siswa dan sebenarnya tidak disiapkan untuk lomba. Video saya edit menggunakan aplikasi Camtasia. 
2. Alhamdulillah, karya ini mengantarkan saya menjadi Pemenang I Pemilihan Guru SMA Berprestasi Tingkat Nasional, Jakarta/12-18 Agustus 2016. Alhamdulillah.




Saturday, February 24, 2018

CONTOH NASKAH PEMENANG BEST PRACTICE-JIDINT

Maaf, silakan KLIK LINK berikut ini untuk download.....

INOVASI ALAT PRAKTIKUM GEOGRAFI & FISIKA-BEST PRACTICE 2011 - JIDINT #GTP2020

Semoga bermanfaat
 Salam dari Palopo

Mari membuat alat peraga sendiri

PEMBUATAN RELIEF RUPA BUMI
Oleh Mujahidin Agus

Bentuk relief dapat berbentuk apa saja misalnya relief pegunungan, bentuk dasar laut, dan DAS. Namun dalam naskah ini akan dibuat relief muka bumi di dataran rendah dan dataran tinggi. Fungsi utama karya ini adalah untuk pembelajaran geografi, sejarah, dan ekonomi. Selain itu, dapat pula dijadikan diaroma, peta timbul, dan peta simulasi pertempuran. Teknik pembuatan karya ini juga dapat dipakai untuk membuat manekin atau model. Selain proses pembuatan yang mudah serta biaya yang murah, keunggulan karya ini adalah anti pecah meskipun dijatuhkan dengan ketinggian dua meter. Di samping itu, apabila telah dicat dan atau divernis dengan baik, maka karya ini pun tahan terhadap air dan dapat mengapung di air.
Adapun cara pembuatannya adalah:
a.    Penyiapan alat dan bahan, yaitu:
        1)    Mangkuk plastik dan sendok atau alat pengaduk.
        2)    Pisau cutter dan kertas gosok.
        3)    Gabus bekas
        4)    Tepung sagu, serbuk gergaji, dan bubur kertas.
        5)    Cat pewarna sesuai kebutuhan dan tepung tapioka, dan vernis.
b.  Terlebih dahulu, buatlah rancangan karya dalam bentuk sketsa. Bila perlu, buat sketsa tampak samping, tampak depan, dan tampak belakang.
c.    Siapkan gabus sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Buatlah bentuk dasar relief pada gabus tersebut dengan menggunakan pisau. Setiap sketsa tampak samping, depan, dan belakang harus diserasikan satu sama lainnya pada bentuk dasar tersebut. Jangan lupa untuk memberi cekungan pada danau, laut, sungai, dan lembah.
d. Masaklah tepung sagu dengan air secukupnya. Hasilkanlah lem sagu yang kental agar daya rekatnya kuat.
e. Campurlah bahan bubur kertas dan serbuk gergaji hingga rata, perbandingannya 1:1. Masukkan lem sagu ke dalam campuran tersebut dengan jumlah yang relatif sama. Aduklah hingga menghasilkan adonan yang kental dan liat. Gunakan kedua tangan untuk membuat adonan lebih rata dengan cara dibolak-balik dan diremas-remas.
f. Lapiskanlah adonan pada seluruh permukaan rancangan dengan ketebalan kira-kira satu sentimeter. Upayakan bentuk dasar relif seperti sungai dan lembah telah terlihat dengan jelas .
g. Keringkan karya tersebut hingga kering betul.  Berilah warna dasar putih dengan menggunakan cat tembok atau cat besi yang dicampur dengan tepung tapioka, lalu keringkan lagi.
h. Selanjutnya, warnailah dengan warna yang menarik sesuai dengan kondisi muka Bumi.
i.  Lengkapilah karya tersebut dengan detail yang teliti,misalnya jalan raya, perumahan, sungai, dan lain-lain.
j.   Berilah vernis atau cat semprot finishing clear ke seluruh permukaan karya.









Siswa Kelas X SMA Negeri 01 Unggulan Kamanre, Luwu, Sulawesi Selatan (2009)
*ANTIKA*



Monday, February 19, 2018

Cara Pembuatan Eksperimen Letusan Gunung Berapi

INOVASI ALAT PERCOBAAN LETUSAN GUNUNG BERAPI YANG LEBIH ALAMI
(MAGMA BUATAN KELUAR AKIBAT DESAKAN GAS DARI DAPUR MAGMA,
BAHAN TIDAK DITUANG DARI KAWAH/LUBANG KEPUNDAN)

TAHAP-TAHAP PEMBUATAN MODEL LETUSAN GUNUNG BERAPI
1.     Siapkan bahan dan alat pembuatan berupa:
a.       Kertas koran bekas (kira-kira 5 terbitan) untuk bentuk dasar gunung berapi.
b.      Lem sagu yang kental satu mangkuk sedang (dapat digantikan dengan lem kanji/tapioka).
c.       Tripleks atau karton dos tebal untuk alas berukuran 40 cm x 40 cm.
d.      Dua buah botol plastik bekas minuman berukuran sedang lengkap dengan penutupnya.
e.       Selang bening diameter 1 cm sepanjang 110 cm.
f.        Lem serba guna untuk plastik.
g.       Pisau cutter.
h.       Satu buah paku ukuran 10 cm.
i.         Lilin dan korek.
j.         Tang.
k.       Baskom kecil untuk mencampur bahan/adonan.
l.         Abu gosok dua kantong.
m.   Bubur kertas bekas (misalnya terbuat dari koran bekas sebanyak 6-7 terbitan). Koran bekas disobek kecil-kecil lalu direndam 2-3 jam. Selanjutnya koran itu diblender sedikit demi sedikit dengan air yang banyak agar blender tidak bekerja berat. Lalu hasil blender itu diperas dan disimpan di wadah untuk dipakai.
2.    Setelah semua alat dan bahan telah siap, potonglah selang menjadi dua bagian, masing-masing panjang 70 cm dan 40 cm.
3.    Lubangilah tripleks atau karton alas berdiameter 1 cm (sebesar selang plastik), jangan longgar.
4.    Masukkan selang yang panjang (70 cm) ke lubang pada alas tersebut dari arah bawah, kira-kira sepanjang 23 cm. Beri lem plastik pada bagian lubang tripleks agar selang tidak goyang.
5.    Selanjutnya, bukalah koran selembar demi selembar lalu remaslah hingga sekecil mungkin. Kemudian bukalah kembali remasan tersebut secara perlahan.
6.    Berilah lem sagu pada seluruh permukaan tripleks alas terutama di sekitar lubang dan selang. Lalu lekatkan koran mengelilingi selang dengan membentuk model dasar gunung berapi. Lekatkanlah koran bertumpuk-tumpuk dengan diberi lem satu sama lain hingga model gunung berapi lebih bagus, yaitu puncaknya meruncing. Puncak gunung tersebut lebih tinggi 1 cm daripada ujung selang (hati-hati jangan sampai ujung selang tertutup oleh apapun).
7.    Sebaiknya keringkan model gunung berapi tersebut sebelum dilanjutkan proses berikutnya.
8.    Bila model dasar gunung berapi telah terbentuk hingga ke lembahnya yang melebar, siapkanlah bubur kertas di baskom. Masukkan pula abu gosok dan lem sagu dengan perbandingan sama. Campurlah dengan rata ketiga bahan tersebut, jika terlalu kental dapat ditambah air secukupnya tapi jangan sampai terlalu lembek.
9.    Tempelkan adonan bubur kertas tersebut merata ke seluruh permukaan model gunung berapi yang telah dibuat. Bentuklah puncak gunung berapi yang lengkap dengan kawah/kepundan yang agak lebar. Hati-hati jangan sampai ujung selang tertutup. Bentuklah pula lekukan-lekukan lembah dan lereng yang alami di sekeliling badan gunung berapi hingga ke kaki gunung sehingga tripleks alasnya tertutup seluruhnya.
10.      Keringkan model gunung berapi tersebut hingga keras dan kuat betul (kira-kira 2-3 hari).
11.       Siapkan kedua botol plastik bekas. Lubangilah kedua tutupnya menggunakan paku panas. Lubang itu harus tidak lebih besar daripada diameter selang (1 cm), jangan longgar.
12.       Masukkan ujung selang panjang ke lubang pada penutup botol (Penutup A) dari arah luar hingga 1 cm saja. Berilah lem yang kuat di sekeliling lubang tersebut baik dari arah luar maupun dari dalam. Biarkan hingga kering lalu ulangilah memberikan lagi lem. Pastikan bagian ini tidak bocor atau mudah lepas. Lakukan hal yang sama pada penutup botol lainnya (Penutup B) dengan menggunakan selang pendek (40 cm).
13.      Lubangilah badan salah satu botol (Botol A) tepat di bahu atasnya kira-kira 5 cm dari penutupnya. Lubang tersebut berukuran 1 cm sehingga selang tidak longgar saat dimasukkan. Sementara itu, botol lainnya (Botol B) tidak diapa-apakan.
14.      Masukkan ujung selang yang pendek (selang dari Penutup B) ke lubang pada Botol A hingga ujung selang itu kira-kira berjarak 1 cm dari sisi botol di seberangnya. Berilah lem pada sekeliling lubang tersebut agar selang melekat kuat dan tidak bocor apalagi terlepas. Keringkan lebih dahulu bagian itu sebelum diberi lem lagi.
15.      Alat percobaan letusan gunung berapi telah siap.

FOTO-FOTO PEMBUATAN MODEL LETUSAN GUNUNG BERAPI OLEH SISWA
















 TAHAP-TAHAP PERCOBAAN LETUSAN GUNUNG BERAPI
1.     Siapkan bahan dan alat pembuatan berupa:
a.     Sabun diterjen bubuk 250 g
b.    Cuka 1 botol (350 ml)
c.     Bedak talk 150 g
d.    Bubuk pewarna kue (merah) dua bungkus
e.    Mangkuk dan sendok makan
f.      Corong (dapat dibuat dari kertas)
2.    Dudukkan alat percobaan gunung berapi di atas meja. Pastikan selang di bawahnya tidak terlipat.
3.    Setelah semua alat dan bahan telah siap, campurkan sabun, bedak, dan pewarna dalam mangkuk. Aduklah hingga merata betul. Dapat pula pencampuran ini di lakukan menggunakan wadah kantong plastik.
4.    Masukkan campuran tersebut ke dalam Botol A pada alat percobaan gunung berapi hingga kira-kira setinggi 7 cm dari mulut botol. Lalu tutuplah serapat mungkin botol tersebut dengan menggunakan Penutup A (putarlah botolnya, jangan penutupnya).
5.    Masukkan air cuka ke dalam Botol B. Posisikan Botol B lebih rendah daripada Botol A, lalu tutuplah serapat mungkin botol tersebut menggunakan Penutup B (putarlah botolnya, jangan penutupnya). Persiapan percobaan telah siap.
6.    Sebelum melakukan percobaan, periksalah semua jalur selang agar tidak ada yang terjepit. Sebaiknya, usahakan selang panjang dari Botol A tegak lurus dari arah bawah model gunung. Hal ini dapat dilakukan dengan meletakkan model gunung di atas dua buah meja yang berjarak 5 cm satu sama lain. Selang panjang terletak antara kedua meja tersebut.
7.    Selanjutnya, angkatlah Botol B lebih tinggi daripada Botol A dengan posisi penutupnya terletak di bawah. Air cuka akan mengalir masuk ke Botol A. Jika bisa, tekanlah Botol B agar air cuka tersebut lebih cepat mengalir. Saat air cuka tercampur ke bahan di dalam Botol A, maka akan terbentuk reaksi yang menghasilkan busa dan gas sehingga akan mengalir ke atas melalui selang di penutup Botol A. Bila bahan tereaksi tersebut mengalir ke selang pada Botol B maka lipatlah selang tersebut dan jepitlah dengan jari.
8.    Magma tiruan akan meleleh (effusive) keluar dari ujung selang yang terdapat di kawah model gunung berapi. Untuk menghasilkan sensasi letusan yang disertai semburan magma yang meledak-ledak (explosive), jepitlah selang panjang untuk beberapa detik (5-7 detik) lalu lepaskan dengan cepat.
9.    Jika bahan tereaksi di Botol A masih tersisa dan lelehan atau letusan magma di kawah sudah melemah maka tuangkanlah lagi air cuka dari Botol B.