Friday, January 31, 2020
Cara menentukan titik astronomis
Masih semangat belajar lagi.
Mohon koreksi dan saran. Terima kasiih banyak.
Tolong jangan lupa LIKE dan SUBSCRIBE.
Terima kasih banyak.
Hormat saya,
Mujahidin Agus
Wednesday, January 22, 2020
Pembuatan Alat Peraga Geografi (Cutaway Object) dari Bahan Tepung
Alat peraga
geografi yang dimaksud adalah relief permukaan bumi, maket atau model gunung
berapi, lipatan, patahan, lempeng tektonik, dan lain-lain. Sebagian bahan
pembuatan kerajinan tangan ini juga menggunakan bahan bekas. Hasil karya siswa
dapat dipergunakan dalam pembelajaran geografi. Teknik dan bahan yang sama
dapat pula digunakan untuk membuat manekin atau model dalam pembelajaran
biologi, fisika, kimia, atau lainnya.
Adapun cara
pembuatannya adalah:
a. Penyiapan
alat dan bahan, yaitu:
- Mangkuk
plastik, sendok atau alat pengaduk, dan lidi.
- Tepung
beras, tepung terigu, pewarna makanan, lem putih, dan air.
- Gabus bekas,
pisau cutter, tripleks atau papan atau
karton tebal berukuran 20 cm x 30 cm.
- Gambar warna
contoh relief yang hendak dibuat miniaturnya.
b. Potong dan
ukirlah gabus sesuai dengan bentuk dasar gambar untuk dijadikan landasan isi
relief. Rekatkan gabus tersebut ke papan landasan.
c. Aduk hingga
rata tepung beras dan tepung kanji dengan perbandingan 2 : 1. Tambahkan pewarna
secukupnya hingga diperoleh warna yang terang sesuai kebutuhan. Setiap warna
dalam gambar harus dibuatkan adonan tersendiri.
d. Campurlah
lem putih dengan air agar lebih encer, perbandingannya 1:1. Masukkan ke dalam
campuran tepung beras dan terigu. Aduklah hingga menghasilkan adonan yang
kental dan liat. Gunakan kedua tangan untuk membuat adonan lebih rata baik
warna maupun campurannya dengan cara dibolak-balik dan diremas-remas.
e. Bungkuslah
gabus tersebut dengan adonan sesuai warna dan bentuk dalam gambar. Gunakan jari
tangan, lidi, atau pisau cutter untuk
membentuk relief dengan lebih detail. Rapikan bagian tepi dengan memotongnya
dengan rapi atau menambalnya dengan adonan berwarna yang sesuai.
f. Keringkan
karya tersebut hingga kering betul, lalu beri detail warna yang sesuai untuk
menyempurnakan hasil, lalu keringkan lagi.
g. Berilah
vernis atau cat semprot finishing clear
ke seluruh permukaan karya. Bila perlu beri tatakan dan kotak kaca yang bagus.
Guru: Mujahidin Agus
Foto-foto: Jidint
KARYA: SISWA SMA NEGERI 01 UNGGULAN KAMANRE KAB. LUWU ANGKATAN I
Wednesday, January 8, 2020
Titip Riwayat Hidup-KOE, ya
Mujahidin Agus (S.Pd.,M.Si.,M.Pd.), lebih akrab dipanggil Jidint, terlahir dari darah Bugis, Bapak Sartono (almarhum sejak 1981) dengan Ibu Amirah. Lahir di Wajo, 17 Agustus 1969. Anak pertama dari tujuh bersaudara. Sejak kelas 3 SD mengikuti orangtua pindah bermukim di Ujungpandang (sekarang Makassar). Tamat di SD Inpres Jongaya (1982), SMP Negeri Jongaya (1985), dan SMA Negeri 2 Ujungpandang (1988). Menjadi mahasiswa Pendidikan Geografi di IKIP Ujungpandang (sekarang Universitas Negeri Makassar) dengan bebas tes (jalur PMDK).
Tahun 1992, Jidint menjadi Mahasiswa Berprestasi IKIP Ujungpandang dan mengikuti acara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-47 di Istana Negara Jakarta. Tahun 1994, ia menjadi Wisudawan Terbaik FPIPS. Pada Desember 1994, lulus menjadi guru CPNS di SMP Negeri 2 Pangkajene Sidenreng. Bulan Agustus 1995, ia mendapat beasiswa pascasarjana (S2) dari Ditjen Pendidikan Tinggi (Proyek URGE-BATCH II) pada jurusan Perencanaan dan Pengembangan Wilayah di Universitas Hasanuddin. Oleh sebab tidak berhasil memeroleh izin belajar, pada September 1995 ia mengundurkan diri dengan hormat sebagai CPNS. Ia menyelesaikan studi S2 tanggal 31 Maret 1998. Setelah gagal menjadi dosen di IKIP Ujungpandang tahun 1998 dan 1999, untuk kedua kalinya ia lulus menjadi guru CPNS pada tahun 2000 dan ditempatkan di SMP Negeri 5 Takalar. Selain sebagai PNS, ia juga menjadi guru dan QMR di SMK Pelayaran Katangka Makassar sejak 1998 hingga 2016. Saat ini ia telah mencapai Golongan IV/c sejak 01 Oktober 2019 dengan masa kerja 18 tahun 10 bulan.
Jidint menikah dengan wanita Jawa, Luluk Pian Utami pada tanggal 21 Agustus 1996. Dikaruniai tiga orang putra, Zid Jaysyaldin Sartono Wijaogy (23), Zid Irsyadin Sartono Wijaogy (18), dan Zid Zahfidin Sartono Wijaogy (11). Alhamdulillah, 03 Agustus 2017 ia dikaruniai seorang puteri dan diberi nama Zidny Zhafira Sartono Wijaogy.
Pada tahun 2006, ia dipindahkan bertugas di SMP Negeri 3 Belopa Kab. Luwu dan setahun kemudian dialihkan ke SMA Negeri 01 Unggulan Kamanre. Ia memeroleh sertifikasi guru dengan lulus portofolio tahun 2007. Lalu tahun 2008, kembali ia mengikuti perkuliahan S2, kali ini di Universitas Muhammadiyah Makassar atas beasiswa dari Departemen Pendidikan Nasional, setelah meraih Juara 1 Guru Berprestasi jenjang SMP Tingkat Prov. Sulawesi Selatan. Prestasi itu mengantarnya kembali mengikuti acara kenegaraan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-63 di Istana Negara pada tanggal 17 Agustus 2008.
Bulan April 2014, ia pindah tugas ke SMA Negeri 3 Palopo, setelah dua tahun sebelumnya pindah tempat tinggal ke Kota Palopo. Menjadi Guru SMA Berprestasi Tingkat Nasional sebagai Pemenang 1 tahun 2016 adalah puncak karirnya hingga saat ini. Meskipun tidak mengikuti upacara HUT Kemerdekaan RI ke-71 di Istana Negara, prestasi tersebut menjadi kado hari kelahiran terindah dalam hidupnya.
Jidint aktif mengikuti berbagai lomba dan sayembara karya tulis di tingkat nasional. Telah menghasilkan puluhan karya ilmiah serta artikel di koran, jurnal, serta prosiding nasional dan internasional. Ia juga menciptakan belasan alat peraga sederhana dari bahan bekas untuk pembelajaran geografi dan fisika, tujuh buah di antaranya menjadi juara tingkat nasional dan satu buah juara internasional. Mulai menulis sejak di bangku SMA dan menghasilkan seratusan puisi dan puluhan cerpen. Selain itu, dua buah buku fiksi ilmiahnya telah terbit secara nasional, pertama untuk bacaan SMA (Chimera, 2005) dan kedua untuk SMP (Raja Derik, 2006). Kumpulan cerpen remaja (Namaku Oe!, 2020) dan Kreasi Tak Terbatas dengan BArang Bekas (2020) menjadi buku ketiga dan keempatnya yang terbit. Ia juga menghasilkan sejumlah lukisan, karya seni kriya, peta, globe raksasa, video pembelajaran, video Youtube, video animasi geografi serta video tutorial CorelDraw dan tutorial animasi berbasis PowerPoint.
Prestasi yang diukirnya adalah 19 kali memenangi lomba tingkat nasional baik untuk umum maupun khusus guru, antara lain Juara 3 SMK Lomba Keberhasilan Guru Diknas (2002 & 2003), Juara 2 Kompas Karikata & Karikatur Award (2004), Juara 3 Sayembara Penulisan Naskah Buku Pusat Perbukuan (2005), Pemenang I MIPA SMP Lomba Kreativitas Ilmiah Guru LIPI (2005), Juara 1 IPS Lomba Inovasi Guru SMP Diknas (2006), Pemenang Harapan 1 Lomba Jurnalistik PAUD (2007), Pemenang Science Education Award ITSF (2009), Pemakalah Terbaik Best Practice Guru SMA (2011), dan Pemenang I Guru SMA Berprestasi (2016). Pernah pula menjadi Third Winner SEAMEO Science Teacher Award se-Asia Tenggara (2014) dan menjadi Nominee dalam Ki Hajar Dewantara Award for The Best Science Teacher in Southeast Asia, (2016). Menjadi Juara 2 Lomba Inovasi Pembelajaran SMA Kategori Utama (2018) dan Penerima Satyalancana Pendidikan dari Presiden Republik Indonesia (2018). Juara 7 Lomba Cerpen Nasional, 2020.
Jidint pernah mengikuti konferensi internasional di Bali (2011), Solo (2014), dan Bandung (2016) serta pelatihan guru sains se-Asia Tenggara (2011) dan se-Asia – Pasifik (2013) yang diselenggarakan oleh QITEP in Science. Selain itu, ia pernah menjadi alternate candidate pada International Leaders in Education Program (ILEP) dari AMINEF untuk tahun 2011 dan 2013 (pelatihan guru internasional ke Amerika Serikat). Tanggal 16-24 April 2017, ia mengikuti Teacher Training: Comparative and Innovation Education di Beijing – China sebagai hadiah Pemenang I Pemilihan Guru SMA Berprestasi Tingkat Nasional 2016.
Bila ada yang perlu didiskusikan, Jidint dapat dihubungi di hape/WA 082345414555, FB: Mujahidin ‘Jidint’ Agus, IG: @mujahidinagus, www.jidint.blogspot.com, dan kanal Youtube: #NEKATINOVATIF.
Semoga bermanfaat buat kita semua.
(Pemutakhiran, 21 Agustus 2020)
Saturday, January 4, 2020
PEMANFAATAN SAMPAH SEKOLAH UNTUK PEMBUATAN ALAT PELAJARAN
Keberhasilan
pelaksanaan pembelajaran di sekolah dipengaruhi beragam faktor. Salah satunya
adalah kecakapan guru yang terdiri atas kompetensi pedagogik, profesional,
sosial, dan kepribadian. Faktor berikutnya ialah potensi siswa berupa kemampuan
belajar dan berlatih untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai
bakat dan minatnya. Faktor penentu lainnya adalah kemampuan manajemen sekolah
dalam menyiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran dan ketercukupan
sarana prasarana pendukungnya untuk menciptakan iklim belajar yang baik.
Salah
satu unsur sarana yang harus disediakan oleh sekolah adalah peralatan
pendidikan. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007
tentang Standar Sarana Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum, peralatan
pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk pembelajaran.
Sarana tersebut dapat berupa alat pelajaran, alat peraga, dan alat praktikum. Berbeda
dengan definisi tersebut, Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak mencantumkan
tentang peralatan pendidikan. KBBI hanya menyatakan bahwa alat pelajaran adalah
segala sesuatu yang diperlukan untuk keperluan proses belajar-mengajar. Bagaimana
pun juga, tentulah beragam jenis sarana pendidikan sangat diperlukan dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Penggunaan
alat pelajaran sangat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru
terbantu dalam meminimalkan komunikasi verbal sehingga guru tidak harus selalu
menjelaskan materi secara detail. Guru dapat menampilkan fenomena maupun materi
ajar melalui alat peraga dan alat praktikum yang dipergunakan. Guru menyajikan
materi ajar dengan cara menyenangkan, melibatkan siswa secara aktif. Sementara
itu, siswa tidak menjadi bosan dengan aktivitas monoton seperti mendengar
penjelasan guru semata. Siswa dapat tertantang untuk belajar melalui aktivitasnya
sendiri, tentu saja di bawah pengawasan guru. Mereka dapat melakukan eksplorasi
pengetahuan dan mencoba keterampilan baru melalui alat pelajaran yang tersedia.
Mereka dapat belajar berdiskusi dan melakukan analisis serta presentasi tentang
pengetahuan, keterampilan, dan ide baru yang mereka peroleh. Siswa dapat
memperkaya pengalaman dan mempertajam naluri keilmuan yang berkaitan dengan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang berlangsung terpusat
kepada aktivitas siswa untuk memahami substansi materi ajar. Dengan demikian
siswa dapat memiliki momen untuk belajar memahami sesuatu dan sekaligus
memperoleh manfaat dan makna pembelajaran yang dijalaninya.
Akan
tetapi, sangat umum terjadi di berbagai sekolah adalah ketersediaan alat
pelajaran sangat terbatas. Tidak semua sekolah memiliki sarana yang lengkap bahkan
untuk hanya sekadar memenuhi standar minimal. Selain itu, alat pelajaran tersebut
sering kali tidak tersedia untuk semua mata pelajaran. Ada mata pelajaran yang
relatif lengkap peralatannya sementara yang lain sangat kekurangan.
Kekurangan alat pelajaran berupa
alat peraga dan alat praktikum sejatinya menjadi tantangan tersendiri bagi
guru. Guru ditantang untuk menampilkan kreativitas dan ide inovatif untuk
mengatasi kekurangan alat pelajaran. Meskipun tidak dapat disamaratakan namun
banyak alat pelajaran yang dapat dibuat sendiri oleh guru, bahkan oles siswa. Boleh
jadi alat tersebut terlihat sepele tetapi fungsinya dapat memenuhi kebutuhan
guru dalam melaksanakan pemindahan ilmu. Bahkan alat pelajaran itu dapat
menjadi alternatif pengganti alat canggih yang sulit dibeli oleh sekolah. Atau
malahan karya tersebut menjadi inovasi penting sebab belum pernah ada alat
serupa di belahan dunia manapun.
Salah satu cara yang dapat
dilakukan guru adalah memanfaatkan barang bekas atau sampah di sekolah. Beragam
jenis sampah dapat ditemukan di sekolah. Kertas, botol plastik, gelas plastik,
dan sampah organik dari tumbuhan adalah contoh jenis sampah yang paling banyak ditemukan.
Sampah kertas yang telah diolah
menjadi bubur kertas dapat dimanfaatkan untuk membuat benda model atau cutaway objects dan alat peraga. Benda
model maupun alat peraga sangat dibutuhkan oleh guru geografi, kimia, biologi,
fisika, ekonomi, dan sejarah dalam menjelaskan materi ajar. Sebagai contoh, guru
geografi dapat membuat model gunung berapi, batas lempeng tektonik, bentuk
lipatan dan patahan, bentuk relief muka bumi, globe, dan peta timbul. Bagi guru
lain, bubur kertas dapat dibuat torso/maneken, model virus, benda prasejarah,
prasasti, monster barang ekspor-impor, dan lain-lain sesuai kreativitas
masing-masing.
Sampah plastik berupa botol dan
gelas bekas dapat dibuat menjadi alat percobaan/eksperimen maupun alat praktikum.
Misalnya, bagi guru geografi dan fisika, sampah tersebut dapat dibuat menjadi
alat eksperimen tekanan udara, kondensasi, hujan, perpindahan kalor dan arus
konveksi pada fluida, arus laut, geyser, letusan gunung berapi, dan angin
tornado. Bagi guru lain, botol dan gelas plastik dapat dimanfaatkan untuk
menjadi tabung reaksi, wadah media tanam hidroponik maupun aeroponik, dan alat
permainan/olah raga.
Selain sebagai bahan pembuatan
alat pelajaran, berbagai jenis sampah di sekolah juga dapat dijadikan bahan prakarya.
Jenis prakarya berbahan plastik sudah banyak dibuat di sekolah, terutama di
sekolah dasar. Namun pemanfaatan sampah kertas untuk bahan prakarya belum
banyak dikembangkan. Hal ini menjadi tantangan lain bagi guru, terutama guru
seni rupa.
Penulis telah memanfaatkan bubur
kertas untuk pembuatan benda model dan alat eksperimen. Demikian pula dalam
memanfaatkan botol dan gelas plastik telah penulis lakukan sejak belasan tahun
silam untuk pembuatan alat eksperimen sains. Selain itu, pemanfaatan bubur kertas,
abu gosok, serbuk gergaji, dll. juga telah penulis lakukan untuk pembuatan
beragam jenis karya seni kriya.
Bagi rekan guru yang tertarik membuat karya
berupa alat peraga, alat eksperimen, dan prakarya yang terbuat dari barang
bekas dapat melihat sejumlah contoh karya penulis di blog www.jidint.blogspot.com dan di kanal Youtube
#jidintNEKADBERBAGI. Semoga bisa menginspirasi. (Jidint/30122019)
MUJAHIDIN AGUS
Guru Geografi SMAN 3 Palopo
Catatan: Tulisan ini telah dimuat di harian Palopo Pos, Selasa/31 Desember 2019
Subscribe to:
Posts (Atom)